10 Ribu Nelayan Pangandaran Gelar Syukuran, Ini Kata Bupati Pangandaran dan Ketua Nelayan

 

Bupati Pangandaran kasih sambutan hajat laut pangandaran
Bupati Pangandaran memberikan sambutan di Acara syukuran nelayan Pangandaran - 📷citrapitriyami1207

PANGANDARAN – Menyambut tahun baru Islam, para nelayan di Kabupaten Pangandaran menggelar syukuran sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas nikmat yang diterima dari hasil melaut selama satu tahun terakhir.

Kegiatan yang berlangsung di PPI Cikidang Pangandaran pada Sabtu (28/6/2025) itu dihadiri ribuan nelayan dari berbagai wilayah pesisir. Tradisi ini dikenal juga sebagai hajat laut yang telah menjadi bagian penting dalam budaya nelayan setempat.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Pangandaran, Jeje Wiradinata, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momen refleksi sekaligus syukur kepada Sang Pencipta.

    “10 ribu nelayan setahun ini, alhamdulillah mendapatkan keselamatan dan mendapatkan barokah dari Allah SWT,” ungkapnya dalam sambutannya.

Laut yang Memberi Kehidupan, Nelayan Perlu Bersyukur

Jeje juga menyebutkan bahwa selama nelayan melaut, angka kejadian kecelakaan laut sangat kecil. Hal ini dinilainya sebagai bentuk perlindungan dari Allah SWT kepada para pencari nafkah di laut.

    “Laut yang luas telah memberikan kehidupan bagi nelayan di Pangandaran,” tambahnya.

Syukuran ini bukan hanya tradisi seremonial, tapi juga mengandung makna spiritual dan sosial. Doa bersama dilakukan agar tahun berikutnya para nelayan tetap diberi keselamatan dan rezeki yang melimpah.

Bupati Pangandaran, Citra Pitriyami, turut hadir dalam kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa syukuran nelayan adalah wujud rasa syukur atas rezeki dari laut.

    “Kita bersyukur apa yang telah diberikan dari hasil laut untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari,” ungkap Citra.

Harapan untuk Nelayan Tetap Sejahtera dan Religius

Citra juga mengutarakan harapannya agar para nelayan Pangandaran selalu diberi keselamatan dan hasil laut yang melimpah, serta kehidupan yang sejahtera.

    “Namun, yang tidak kalah penting kita harus menjaga akidah, memperkuat ibadah, dan tetap menghidupkan nilai–nilai agama,” tegasnya.

Kegiatan ini diakhiri dengan doa bersama dan makan bersama antar nelayan dan tokoh masyarakat. Nuansa religius dan kebersamaan begitu kental terasa di sepanjang acara.

Tradisi syukuran nelayan menjadi pengingat bahwa hidup berdampingan dengan laut memerlukan rasa syukur, semangat gotong royong, serta keimanan yang kuat dalam setiap langkah kehidupan masyarakat pesisir.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url