Fakta Data BPS 4 Sektor Ini Justru Jadi Penopang Ekonomi Pangandaran

Peta Ekonomi Kabupaten Pangandaran Berdasarkan ANgka BPS

Kalau berbicara Pangandaran tentu kita bisa bayangkan sore hari yang indah dengan Sunset yang memukau., ketika nelayan pulang dari melaut, pedagang ikan menimbang tangkapan, dan wisatawan berjalan di sepanjang bibir Pantai Pangandaran atau yang duduk bersenda gurau sambil menikmati senja. Hal tampak sebuah pemandangan yang sederhana sekaligus kompleks, gambaran aktivitas ekonomi yang saling berkaitan dan bergantung membentuk siklus yang terkait. 

Jika berbicara ekonomi Pangandaran tentu tidak terlepas dari kegiatan ekonomi, namun agar objective kita perlu menelusur jejak-jejak struktur ekonomi tersebut menjadi lebih jelas, mulai dari desa mana yang paling aktif, sektor apa yang menjadi tumpuan, dan di mana letak peluang maupun risiko yang harus diantisipasi.

Artikel ini membongkar “peta ekonomi” Kecamatan Pangandaran berdasarkan data BPS 2024,kenapa pakai data BPS nya kok 2024? karena publikasih terakhir per artikel ini dibuat adalah tahun 2024. 
Agar lebih mudah dipahami kita pakai Data BPS. Kita akan memaparkan angka-angka kunci, serta menerjemahkannya dengan bahasa yang mudah dipahami logis agar semua pembaca khususnya warga Pangandaran dapat mengikuti alur pemikiran secara mudah dan pada akhirnya menangkap peluang ekonomi dan menjaga pertumbuhan ekonomi.

Sekilas Struktur Wilayah — delapan desa, fungsi berbeda

Kecamatan Pangandaran terdiri dari delapan desa utama: Babakan, Sukahurip, Purbahayu, Pangandaran, Wonoharjo, Sidomulyo, Pananjung, dan Pagergunung. Angka-angka di dokumen BPS disusun per-desa sehingga kita mampu melihat perbedaan karakter ekonomi yang kini nyata: ada desa pesisir yang berdenyut karena pariwisata dan perikanan; ada desa agraris yang bergantung pada produksi pangan; dan ada desa penyangga yang tumbuh karena aktivitas perdagangan dan jasa.

Ibaratnya setiap desa sebagai “toko” dalam sebuah pasar besar. Ada toko yang tepat di depan pintu masuk (paling ramai), ada yang di tengah pasar (cukup ramai), dan ada yang di sudut (paling mengandalkan pelanggan tetap). Posisi “toko” ini sangat menentukan volume transaksi dan jenis barang yang laku. Data BPS memberikan “peta posisi” tersebut.

Kecamatan Pangandaran terdiri dari delapan desa yang masing-masing memiliki ciri ekonomi yang berbeda:

  1. Babakan

  2. Sukahurip

  3. Purbahayu

  4. Pangandaran

  5. Wonoharjo

  6. Sidomulyo

  7. Pananjung

  8. Pagergunung

Perbedaan karakter ekonomi antar-desa dapat dipahami melalui pengelompokan sederhana:

  • Desa pesisir: Pangandaran, Pananjung, Wonoharjo

  • Desa agraris: Babakan, Sukahurip, Purbahayu

  • Desa perdagangan & jasa: Sidomulyo, sebagian Babakan

  • Desa penyangga ekowisata dan komoditas: Pagergunung

Struktur desa ini sangat memengaruhi pola ekonomi. Jika dianalogikan:

  • Desa pesisir adalah paru-paru, yang mengalirkan oksigen berupa perikanan dan pariwisata.

  • Desa agraris adalah tulang dan otot, yang menopang kebutuhan pangan dan sektor primer.

  • Desa jasa ibarat sistem saraf, yang menghubungkan seluruh aktivitas ekonomi.

Indeks aktivitas desa: siapa paling “sibuk”?

BPS menyajikan nilai indeks untuk tiap desa—angka yang merefleksikan intensitas aktivitas ekonomi dan sosial. Berikut beberapa nilai indeks yang tercantum:

  • Sidomulyo: 103,94

  • Pangandaran: 103,21

  • Purbahayu: 102,76

  • Babakan: 102,13

  • Pagergunung: 101,47

  • Pananjung: 99,91

  • Sukahurip: 99,46

  • Wonoharjo: 98,57

Angka-angka ini menunjukkan bahwa desa seperti Sidomulyo dan Pangandaran relatif lebih dinamis dibandingkan desa lain. Pembaca perlu memahami dua hal penting tentang indeks ini:

  1. Indeks > 100 umumnya menandakan “aktivitas lebih padat” — lebih banyak usaha, mobilitas, dan interaksi ekonomi.

  2. Indeks < 100 bukan berarti “tertinggal”—melainkan aktivitas mungkin berkarakter stabil dan monosektor (mis. pertanian atau perikanan tradisional).

Pengandaian mudah: jika indeks dianggap “detak jantung ekonomi”, maka Sidomulyo berdetak lebih cepat (aktivitas tinggi), sementara Wonoharjo berdetak lebih pelan (ritme stabil dan teratur).


Persebaran Orang di Kecamatan Pangandaran

Sebelum menganalisa lebih mendalam apalagi berbicara sampai ke ekonomi. Langkah sederhana yang dapat kita lihat adalah dari Jumlah Penduduk. Baca desa mana dengan jumlah penduduk terbanyak di kecamatan Pangandaran versi data BPS?
Jawabannya adalah desa Babakan yang ternyata dari seluruh jumlah penduduk di kecamatan Pangandaran 20,43% nya itu ada di desa Babakan.
Ini artinya apa? 


Logika ekonomi sederhana adalah dimana banyak Manusia disitu pasti ada kegiatan ekonomi yang berlangsung. 

Atau hal paling sederhananya kamu jadi tau, ternyata di Pangandaran desa ini jumlah penduduknya segini.

Tabel persentase persebaran Jumlah Penduduk di Kecamatan Pangandaran

Tabel persebaran Jumlah Penduduk di Kecamatan Pangandaran

4 Poros Utama Penopang Ekonomi di Pangandaran

Dokumen BPS memperkuat bahwa perekonomian Kecamatan Pangandaran ditopang oleh empat sektor besar. Di bawah ini saya uraikan setiap sektor, angka-angka relevan yang tersedia dalam dokumen, dan makna praktisnya.

1. Pertanian — penopang stabil di desa agraris

Hal yang mengagetkan adalah kecamatan Pangandaran berdasarkan data BPS. Itu ditopang oleh Pertanian. Desa Babakan, Sukahurip, dan Purbahayu secara administratif dicatat memiliki kegiatan pertanian dan hortikultura yang nyata. Data luas panen tanaman hias per tahun (2019–2023) juga tersedia di dokumen, menandakan adanya subsektor hortikultura yang tumbuh dalam beberapa tahun terakhir. Keberadaan aktivitas pertanian ini menjadikan desa-desa tersebut sebagai pemasok pangan lokal dan potensi agrowisata.

Penjelasan sederhana: ketika musim panen, lapangan kerja lokal bertambah karena tenaga kerja diperlukan untuk memanen, menimbang, dan membawa hasil ke pasar; ketika musim paceklik, kegiatan menurun. Inilah sifat “musiman” yang berbeda dari pariwisata.

2. Perikanan — nadi kehidupan warga pesisir

Desa Pangandaran, Pananjung, dan Wonoharjo memiliki garis pantai dan komunitas nelayan yang aktif. Dokumen menempatkan perikanan sebagai sektor penting dalam struktur ekonomi desa pesisir—melibatkan penangkapan, pendaratan ikan, perdagangan, dan pengolahan skala kecil. Sektor ini juga menjadi penghubung kuat dengan sektor pariwisata melalui produk kuliner dan pasokan ikan untuk restoran.

BACA JUGA : 5 FAKTA TENTANG KABUPATEN PANGANDARAN YANG HARUS KAMU TAU

Di Desa ini, warganya banyak yang menjadi nelayan. Kalaupun dia tidak memiliki perahu atau alat nelayan, masyarakat menjual tenaga atau jasa. Istilah yang terkenal seperti nelayan Jaring Ered. 
Masyarakat hanya menjual tenaga menarik jaring, kemudian dibayar sesuai upah yang berlaku. Upah ini menjadi sumber utama pendapatan warga didesa tersebut. 

3. Pariwisata — mesin penggerak nilai tambah terbesar

Pangandaran, Pananjung, Wonoharjo, dan Sidomulyo jelas menjadi pusat ekonomi berbasis pariwisata: penginapan, restoran, persewaan perahu, pemandu wisata, kuliner dan usaha suvenir. Indeks tinggi di Pangandaran dan Sidomulyo mengindikasikan bahwa desa-desa yang dekat dengan pusat wisata mendapatkan efek multiplikasi ekonomi terbesar—bukan hanya dari kunjungan wisatawan tetapi juga dari permintaan terhadap jasa lokal. 

Uniknya meskipun desa Sidomulyo tidak berdampingan langsung dengan bibir pantai, namun masyarakatnya banyak yang bekerja di sektor wisata. Mulai dari pekerja restoran, hotel, hingga penjual kuliner.

4. Perdagangan & jasa — pelumas aktivitas ekonomi harian

Sidomulyo Wonoharjo dan Pangandaran adalah contoh desa yang menguat karena peran perdagangan dan jasa: pasar, toko, bengkel, penginapan kecil, hingga jasa transportasi. Keberadaan pasar dan titik komersial ini meningkatkan indeks aktivitas tanpa harus menjadi kawasan wisata utama. Keunggulan ini memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi bisa muncul dari fungsi penunjang atau pendukung—bukan semata dari wisata utama.

Rekomendasi Pengembangan Ekonomi Berdasarkan Data BPS

1. Penguatan Ekonomi Berbasis Jasa dan Pariwisata di Desa Padat Penduduk

(Babakan, Wonoharjo, Pangandaran, Pananjung dan Sidomulyo)

Empat desa ini adalah tempat tinggal mayoritas penduduk kecamatan. Dengan jumlah penduduk yang besar, desa-desa ini menjadi pusat aktivitas ekonomi harian seperti perdagangan, jasa, dan sektor informal. Khususnya untuk menyokong kegiatan Ekonomi.

Apa yang bisa dikembangkan?

a. Pusat Ekonomi Mikro (Pasar & UMKM Cluster)

Dengan penduduk banyak, otomatis kebutuhan konsumsi juga tinggi. Desa seperti Babakan dan Pangandaran dapat menjadi pusat cluster:

  • warung dan ruko kecil

  • kios oleh-oleh

  • sentra kuliner

  • bengkel & tukang servis

Logika sederhana:
“Kalau orangnya banyak, warung atau tokonya lebih berpotensi ramai.” bahkan tanpa perlu season wisata.

BACA JUGA : TERNYATA PRODUKSI TELUR DI KABUPATEN PANGANDARAN SEGINI

b. Penguatan Ekosistem Wisata

Terutama di Pangandaran dan Pananjung yang bersinggungan langsung dengan kawasan pantai. Ini dapat dilakukan melalui:

  • pelatihan pemandu wisata

  • peningkatan kualitas homestay

  • promosi paket wisata kampung

  • sentra suvenir berbasis lokal

c. Peningkatan Infrastruktur Mobilitas

Karena desa padat penduduk menjadi pusat pergerakan keluar-masuk wisatawan, perlu:

  • trotoar dan jalur pedestrian

  • parkir teratur

  • perbaikan drainase


2. Pengembangan Pertanian Modern dan Agro-Wisata di Desa Berpenduduk Menengah

(Sidomulyo - Pagergunung dan Sukahurip)

Sidomulyo, Pagergunung, dan Sukahurip memiliki jumlah penduduk cukup besar tetapi tidak terlalu padat sehingga cocok dikembangkan menjadi kawasan agribisnis terpadu. Ditambah kawasan lahan masih tersedia. 
Ini penting untuk penyokong kebutuhan kawasan wisata, 

Apa yang bisa dikembangkan?

a. Pertanian Terintegrasi (Integrated Farming)

  • sayuran

  • buah-buahan

  • ikan tawar (kolam)

  • peternakan kecil 

Semua dapat dipadukan dalam satu unit usaha keluarga sekalipun.

b. Revitalisasi Pasar Desa

Sidomulyo dan Pagergunung bisa menjadi simpul distribusi bahan pangan untuk desa wisata seperti Pangandaran dan Pananjung.

c. Agro-wisata berbasis edukasi

Contoh: kebun melon, Kacang Panjang, Kacang Hijau, hingga perkebunan hidroponik.

Logika sederhana:
“Kalau wisatawan mulai bosan dengan pantai, mereka butuh tempat baru yang hijau dan asri.”


3. Penguatan Kapasitas Desa Berpenduduk Kecil

(Sukahurip, Purbahayu, Pagergunung)

Ketiga desa ini memiliki penduduk antara 2.605–4.300 jiwa. Desa kecil memiliki karakter:

  • lahan lebih luas per penduduk

  • tekanan pembangunan lebih rendah

  • lingkungan lebih asri

Desa seperti ini cocok untuk pengembangan ekonomi berbasis alam dan komoditas spesifik.

Apa yang bisa dikembangkan?

a. Komoditas Pertanian Spesialis

Contoh:

  • sayuran dataran rendah

  • Komoditas Kelapa

  • jahe, kunyit, serai

  • pisang, pepaya, mangga

  • Industri Kayu (Dari hulu hingga ke Hilir)

Point utamanya adalah disektor kayu, harus ada pengolahan menjadi produk jadi atau minimal setengah jadi. Hal ini untuk menunjang nilai ekonomi yang lebih tinggi.

b. Ekowisata & Wisata Alam Tenang

Sesuai karakter desa yang sepi dan asri:

  • tracking

  • camping area

  • desa budaya

  • wisata edukasi lingkungan

c. Desa Sentra Kerajinan

Desa kecil biasanya punya modal sosial kuat. Ini bagus untuk membangun sentra:

  • anyaman bambu

  • kerajinan kayu

  • produk rumah tangga

  • kuliner khas desa


4. Pemerataan Infrastruktur dan Konektivitas Antar Desa

Data penduduk menunjukkan bahwa desa besar dan kecil perlu ditangani dengan pendekatan berbeda. Tetapi keduanya memerlukan akses konektivitas yang baik.

Rekomendasinya:

a. Jalan dan transportasi desa

  • Memperbaiki akses ke Pagergunung dan Purbahayu

  • Penguatan transportasi desa ke pusat wisata

b. Internet & digitalisasi UMKM

Desa kecil membutuhkan akses internet untuk:

  • pemasaran produk

  • promosi wisata

  • efisiensi produksi

c. Fasilitas pendidikan dan kesehatan

Desa padat → butuh lebih banyak fasilitas
Desa kecil → butuh transportasi agar saling terhubung dengan cepat


5. Pengembangan Ekonomi Berbasis Data (Data-Driven Development)

Data BPS memperlihatkan pola populasi yang jelas:

  • Desa padat → aktivitas ekonomi tinggi

  • Desa sedang → penyangga produksi

  • Desa kecil → potensi ekowisata & pertanian

Pemerintah kecamatan bisa menggunakan data ini untuk menyusun:

  • prioritas penganggaran

  • penataan ruang

  • program pengentasan kemiskinan

  • investasi UMKM

  • integrasi wisata lintas desa

Logika sederhana:
“Data menunjukkan di mana orang tinggal, dan di mana uang bergerak.”


6. Kolaborasi Antar Desa untuk Ekonomi Berkelanjutan

Tidak semua desa bisa menjadi pusat wisata. Tidak semua bisa menjadi pusat pertanian. Tidak semua bisa menjadi pusat jasa.

Maka pola kolaborasi idealnya seperti ini:

  • Desa wisata (Pangandaran–Pananjung) → menarik wisatawan

  • Desa jasa & perdagangan (Babakan–Wonoharjo) → memenuhi kebutuhan konsumsi

  • Desa produksi (Sidomulyo) → memasok kebutuhan pangan

  • Desa hijau & ekowisata (Pagergunung–Sukahurip–Purbahayu) → menyediakan pengalaman alam

Dengan pola ini, perkembangan ekonomi akan saling melengkapi.

⚠ Disclaimer

Informasi, data, dan analisis yang disajikan dalam artikel ini bersumber dari dokumen resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Pangandaran Tahun 2024. Seluruh interpretasi, pengembangan narasi, penyederhanaan logika, serta rekomendasi pengembangan ekonomi adalah hasil analisis penulis berdasarkan data yang tersedia.

Data asli tetap menjadi rujukan utama, dan pembaca disarankan untuk melihat langsung dokumen lengkap BPS apabila membutuhkan rincian, definisi operasional, atau metodologi pengumpulan data yang lebih spesifik. Penyajian dalam artikel ini tidak dimaksudkan sebagai keputusan kebijakan final, melainkan sebagai bahan informasi dan analisis umum.

Penulis berupaya menjaga akurasi data, tetapi tidak bertanggung jawab atas perubahan data, kekeliruan interpretasi, atau penggunaan informasi oleh pihak lain untuk kepentingan di luar konteks tulisan ini. Segala keputusan yang diambil berdasarkan artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Sumber data 

Data BPS Kecamatan Pangandaran 

Oleh : Zaenal Mustopa S.E

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url

Terbaru Lainnya di Pangandaran