Tabungan Orang Kaya Melonjak: Faktor Modal dan Komoditas Jadi Pendorong
![]() |
Gambar ilustrasi Grafik Kenaikan Tabungan Masyarakat Kelas Atas |
Harian Pangandaran, Keuangan - Ditengah kondisi fluktuatif atau ketidakpastian saat ini, simpanan masyarakat kelas atas mengalami pertumbuhan. Ya, Kondisi tabungan masyarakat kelas atas mengalami pertumbuhan signifikan dibandingkan kelas lainnya. Fenomena ini terjadi meski banyak orang masih menggunakan tabungan mereka untuk kebutuhan sehari-hari.
Data LPS: Lonjakan Simpanan di Atas Rp 5 Miliar
Menurut data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), simpanan
dengan nominal di atas Rp 5 miliar meningkat 9,1% secara tahunan
(year-on-year/YoY) hingga Maret 2024, dengan total mencapai Rp 4.672 triliun.
Pertumbuhan ini merupakan yang tercepat dibandingkan dengan tingkat simpanan
lainnya. Sebagian besar simpanan di atas Rp 5 miliar didominasi oleh korporasi,
meskipun terdapat juga simpanan perorangan dalam tier tersebut.
Keuntungan dari Modal Besar
Andry Asmoro, Kepala Ekonom Bank Mandiri, mengungkapkan
bahwa masyarakat kelas atas diuntungkan oleh dua faktor utama dalam beberapa
tahun terakhir. Pertama, kelompok ini memiliki modal besar yang memungkinkan
mereka meraih keuntungan signifikan dari imbal hasil di pasar modal. "Bisa
dicek berapa return-nya per tahun, itu masih di atas tingkat inflasi,"
jelas Asmoro.
Dampak Kenaikan Harga Komoditas
Selain itu, banyak masyarakat kelas atas yang terlibat di
sektor komoditas, yang mengalami kenaikan harga signifikan, khususnya batu
bara. Asmoro mencontohkan, pada tahun 2021 hingga 2022, harga batu bara bisa
naik hingga 200%. Sementara, penurunan yang terjadi pada 2023 hingga 2024 tidak
sebesar kenaikan tersebut.
Kenaikan Upah Skilled Labor
Asmoro juga berpendapat bahwa mayoritas masyarakat kelas atas merupakan tenaga kerja terampil (skilled labor). Hal ini menyebabkan kenaikan upah mereka lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi. "Kalau yang di bawah, rata-rata capital-nya juga terbatas, tidak masuk di capital market, sehingga return-nya juga tidak tinggi, yang kedua juga unskilled labor dan itu yang membedakan," tandasnya.